Bab 130

2202 Kata

Udara subuh masih begitu dingin saat Briana terbangun karena rasa sakit yang menusuk di perutnya. Ia meringis, tangannya secara refleks mengusap perut besarnya yang kini telah memasuki bulan kesembilan. Matanya melirik ke jam dinding di kamar mereka—pukul empat subuh. Napas Briana mulai memburu, merasakan kontraksi yang semakin kuat datang dalam jeda yang lebih cepat. Ia menoleh ke samping, melihat Jeremy yang masih tertidur dengan posisi miring, nafasnya teratur dan wajahnya terlihat begitu damai. Namun, Briana tahu ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dengan suara yang bergetar, ia mengguncang bahu Jeremy. “Jeremy…” panggilnya pelan. Namun, Jeremy hanya menggumam pelan dan masih terlelap. Briana menggigit bibirnya, merasakan kontraksi lain menyerangnya lebih kuat dari sebe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN