David duduk di kursi samping ranjang rumah sakit, tubuhnya nyaris tak bergerak sejak tiga hari lalu. Matanya merah dan sembab karena kurang tidur dan terlalu banyak menangis. Sejak Lolita dilarikan ke rumah sakit setelah kecelakaan itu, David tidak pernah meninggalkan sisinya. Ia hanya duduk, menggenggam tangan Lolita yang terasa begitu dingin. Sesekali ia mengecup punggung tangan itu, berharap Lolita akan terbangun. Namun, harapan itu belum juga terwujud. Ruangan VIP tempat Lolita dirawat dipenuhi suasana sunyi yang menyakitkan. Bunyi mesin monitor jantung terdengar pelan, menunjukkan denyut kehidupan yang masih bertahan dalam tubuh gadis itu. Briana berdiri di dekat jendela, tangannya mengepal erat di d**a. Ia tak sanggup melihat putrinya dalam kondisi seperti ini. Jeremy berdiri d