Matahari sore bersinar hangat di halaman rumah Arum, memberikan cahaya keemasan yang menyinari kebun bunga mawar yang sedang dirawatnya. Wanita paruh baya itu berjongkok di dekat semak mawar merah, dengan sarung tangan berkebun berwarna putih yang sudah terkena tanah. Di sampingnya, ada beberapa pot kecil berisi bunga lavender dan anggrek yang baru ditanamnya. Di tengah ketenangan itu, suara lembut terdengar memanggilnya. "Mama..." Arum menoleh dan mendapati Briana berdiri di ambang pagar kebunnya, menggendong Jevian yang tengah mengisap jarinya dengan mata bulat menatap ke sekeliling. Wajah Briana tampak berseri, jelas masih dipenuhi semangat setelah kembali dari perjalanannya. Senyum lembut terukir di wajah Arum. Dengan tangan yang masih berlumur tanah, ia berdiri dan berjala