48. Sampai Kapan?

1507 Kata

Faraz berdiri di balkon kamar hotel yang ia tempati. Ia menatap pemandangan Kota Bandung sambil berpikir. Ia masih butuh menyendiri untuk berpikir tentang masalahnya dengan Lisa, sedangkan Asep telah pulang lebih dulu bersama mobil pick up pengangkut barang. Faraz mengembuskan napasnya sambil mencengkram erat pagar pembatas balkon. Ya Allah, apa yang harus aku lakukan? Mengapa si saat hatiku sudah mulai terbuka dan menumbuh cinta, aku harus menghadapi kenyataan pahit ini? Faraz mengusap wajahnya kasar karena kepalanya pusing belum menemukan solusi. Seperti biasa, ia beranjak ke kamar mandi untuk berwudhu lalu membaca mushaf. Faraz selalu membiasakan dirinya untuk mengingat Allah dan membaca mushaf ketika hatinya sedang galau atau resah. Faraz teringat sebuah ayat dalam Al Qur’an surat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN