Lisa memejamkan matanya. Dirinya mengaku kalah. Ia terbuai ciuman lembut yang Faraz berikan padanya. Sentuhan yang sarat akan kerinduan. Cekalan tangan Faraz pada tangan Lisa pun mengendur. Faraz menuntun kedua tangan Lisa untuk melingkar di lehernya. Saat keduanya tengah larut dan mabuk akan sentuhan pertama kali setelah sekian lama tak jumpa, Lisa menitikkan ari matanya. Lisa sendiri tak tahu apakah air mata yang ia teteskan adalah air mata kesedihan atau air mata kebahagiaan. Terjadi pergulatan batin dalam diri Lisa, antara meneruskan atau menyudahi kegilaan ini. Ini gila, Lisa! Ini gak benar! Biarlah kamu sedikit menikmati kegilaan ini, toh memang kamu cinta dan masih merindukannya bukan? Ingat Lisa! Dia bukan suami kamu lagi! Dia suami Annisa. Kalian sudah bukan mahram. Ini dosa, L