Tangan Faraz langsung melemas. Kertas surat dari Lisa yang dipegangnya pun jatuh. Lisa pergi. Ya, Lisanya sudah pergi dan ... Ia terlambat. Faraz terdiam sejenak. Lagi, ia terlambat. Lisanya sudah pergi dan entah ke mana. Faraz merutuki dirinya yang lambat dan lalai karena Lisa berhasil menemukan berkas gugatan cerai yang akan ia ajukan ke pengadilan agama. Dulu, awalnya ia memang sempat emosi dan gelap mata sehingga menyusun berkas-berkas untuk mengajukan gugatan cerai. Ia rasa, kesalahan Lisa sudah sangat fatal. Faraz merasa sangat kecewa. Tapi, itu dulu. Setelah ia kemarin berbicara empat mata dengan Annisa, hatinya menjadi sedikit tergugah dan urung untuk mengajukan gugatan cerai. Flashback on Faraz menghubungi Annisa untuk bicara empat mata. Mereka sepakat bertemu di rumah Anni