bc

Terjerat Hasrat Saudara Tiriku

book_age18+
3
IKUTI
1K
BACA
forbidden
family
arrogant
stepbrother
heir/heiress
drama
bxg
city
like
intro-logo
Uraian

Aku ingin lari darinya.Tapi setiap sentuhannya terlalu membekas.Dan semakin aku menolak, semakin dalam aku terjerat ⚠️

*

*

** Warning 17+

*

*

Tinggal serumah dengan pria dingin yang dipanggil saudara tiri justru jadi awal kehancuran Mikayla. Arsenio bukan hanya pria penuh kuasa, tapi juga godaan yang mustahil ditolak. Di rumah mewah yang seharusnya jadi tempat aman, Mikayla justru kehilangan pegangan

*

*

Batas antara keduanya terhapus oleh hasrat. Luka berubah jadi rindu. Cinta datang bersamaan dengan trauma. Mikayla ingin melupakan, tapi setiap sentuhan Arsenio terlalu membekas. Ia mencoba lari, tapi ke mana pun pergi, bayangan Arsenio tetap mengejarnya.

*

*

*

Dan saat hati sudah terjerat, pilihan satu-satunya hanyalah tenggelam lebih dalam, meski itu berarti hancur selamanya.

chap-preview
Pratinjau gratis
Cengkeraman Kakak Tiri di Rumah Baru
"Bu, haruskah Ibu menikahi pria itu?" Mikayla menggenggam pigura berisi foto ayahnya yang telah tiada, air matanya mengalir deras. Ia belum bisa percaya saat ibunya, Hilda, memintanya berkemas. Esok mereka akan pindah ke rumah keluarga suami barunya, Mahendra Pratama. Pernikahan itu terasa seperti tikaman di hati Mikayla. Ayah Mikayla baru tiga bulan dimakamkan, dan ibunya sudah berencana menikah lagi. "Menurutmu siapa yang akan menafkahimu, Kayla? Dengan cara ini, Ibu bisa membantumu kuliah." Hilda berkata dengan nada yang tegas, tapi Mikayla bisa merasakan sedikit kegugupan di baliknya. "Bu, aku bisa kerja dan—" "Buang pikiran itu. Ibu takkan membiarkanmu susah," potong Hilda, suaranya lebih keras dari biasanya. Mikayla tahu, Hilda bukan ibu kandungnya. Tapi selama ini, wanita itu selalu bersikap baik dan merawatnya seperti anaknya sendiri. Mikayla merasa terjebak dalam situasi ini. Ia tidak ingin meninggalkan kenangan ayahnya, tapi ia juga tidak ingin menyakiti Hilda. "Apa Ibu mencintainya?" tanya Mikayla pelan, mencoba memahami motivasi ibunya. Hilda tersenyum penuh arti, tapi Mikayla bisa merasakan ada sesuatu yang disembunyikan di balik senyum itu. "Dia baik. Siapa sangka, orang penting sekelas Mahendra Pratama ingin menikahi perempuan sederhana seperti Ibu ini." Mikayla tidak percaya. Mahendra Pratama adalah seorang pria kaya raya yang sudah hampir berusia tujuh puluh tahun. Apa yang membuatnya tertarik pada Hilda? "Mungkin karena dia sudah tua," gumam Mikayla pelan, mencoba memahami. "Kau benar. Dia tak mencari yang muda dan cantik." Hilda melanjutkan, "Dia punya seorang putra, usianya tiga puluh tahun. Namanya Arsenio Mahendra. Dia putra tunggal, orang yang akan menjadi kakak tirimu, Kayla." Mikayla merasa ada sesuatu yang tidak beres. Apa yang akan terjadi jika ia tinggal bersama keluarga Mahendra Pratama? Apakah ia bisa beradaptasi dengan kehidupan baru ini? ** "Kayla, mulai hari ini, rumahmu di sini," ucap Pria dihadapan Mikayla dengan senyum tenang, tapi Mikayla bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres di balik senyum itu. "Ya, tuan, terima kasih." Mikayla mendapati dirinya tinggal di rumah yang jauh dari bayangannya. Mewah, dingin, asing. Senyum Hilda tak pernah pudar di depan Mahendra, namun berubah dingin di balik punggung pria itu. Hilda bukan lagi sosok yang sama, kini dia tampak memesona dan elegan layaknya nyonya baru di rumah bak istana itu. "Kau bisa panggil aku, Papa." Mahendra menganggukkan kepala, berharap Mikayla tak keberatan. "Agar lebih akrab." Mikayla merasa terpojok. Ia tak terbiasa dengan semua ini. Tak siap. Tapi ia menuruti. "Maaf, Papa. Terima kasih untuk semuanya." Mahendra tersenyum tipis, sepertinya dia suka saat Mikayla memanggilnya akrab dan dekat. Kemudian datang Arsenio, putra Mahendra. Sosok dingin, tak ramah, dan tajam. Saat duduk di meja makan, pria itu menolak memperkenalkan diri dengan layak. "Arsenio, kau baru pulang?" tanya Mahendra dengan hela napas panjang pertanda sesuatu. "Saya takkan mengganggu waktu kalian. Silakan nikmati waktu di rumah ini," ucapnya datar sebelum pergi begitu saja. Mikayla menoleh. Pandangannya langsung fokus ke satu arah. "Jadi, itu putra tunggal nya." Saat pertama kali melihat Arsenio, Mikayla terkesan oleh sosoknya yang tinggi dan tegap. Wajahnya tampan dengan hidung mancung yang memberikan kesan elegan dan berwibawa. Alisnya yang tegas menambah kesan maskulin pada wajahnya. Namun, yang paling menarik perhatian Mikayla adalah tatapan matanya yang menusuk hingga ke jantung. Pandangan tajamnya seolah-olah dapat melihat langsung ke dalam jiwa, membuatnya terkesan misterius dan bahkan sedikit menakutkan. Mikayla merasa seperti diintimidasi oleh tatapan Arsenio, seolah-olah dia dapat melihat langsung ke dalam pikirannya. Ia tidak bisa tidak merasa penasaran tentang apa yang ada di balik mata tajam itu. Apakah Arsenio benar-benar seperti yang terlihat, atau ada sesuatu yang disembunyikan di balik penampilan luarnya? Mikayla tidak bisa menebak, tapi yang pasti, ia merasa ada sesuatu yang tidak biasa tentang Arsenio. Arsenio menatap Mikayla dengan tatapan yang menusuk. Mikayla merasa seperti diintimidasi. "Adik kecil, salam kenal." Arsenio tersenyum licik membuat Mikayla tiba-tiba merinding. Mikayla mengalihkan pandangan, entah kenapa pipinya panas. "Adik kecil apanya." Mikayla menjawab dengan nada yang tegas, mencoba menutupi rasa tidak nyaman. Arsenio berdecih, tapi Mikayla bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres di balik sikapnya. "Sayang, kau tak boleh begitu." Hilda berkata pada sang suami. "Arsenio, dia tampan sekali ya," kata Hilda lagi. Mikayla tak menjawab, dia masih tertegun karena senyum penuh kepalsuan yang ditunjukkan Arsenio. "Dia seperti impostor di rumah ini," gumamnya sangat pelan nyaris tak terdengar. Mikayla sadar bahwa ada sesuatu yang tidak beres di rumah ini, dan ia harus berhati-hati. ** Dan malam itu, sesuatu terjadi yang membuat Mikayla sadar, hidupnya baru saja berubah total. Seseorang masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu. Tatapannya dingin. Perkataannya tajam. “Wah, tuan puteri. Kau pikir ini rumahmu?” katanya dengan nada mencibir. “Kau masuk sembarangan,” sahut Mikayla, berusaha menyembunyikan getar suaranya. Entah kenapa tatapan mata pria itu membuat Mikayla merinding. “Hem, benar-benar berlagak jadi tuan rumah, ya.” Arsenio menantang mata Mikayla. “Jawab pertanyaan ku, kau pasti diminta aneh-aneh oleh orang tua itu, kan?” “Kenapa aku harus jawab?” sahut Mikayla, ia berusaha tetap punya kekuatan agar tidak direndahkan. Mikayla tak mau berada dibawah kendali siapapun, dia tidak mau dirundung. “Kau cukup berani." Saat Mikayla mencoba membela diri, Arsenio mencengkeram wajahnya, mendorongnya ke kasur, dan melempar tuduhan. Mikayla gemetar, sekujur tubunya membeku dengan mata membulat menatap pria diatasnya takut. “Pak tua itu menyuruhmu apa? Mendekatiku?” “Sial, lepaskan!” “Hey, jawab! Jangan sok polos!" “Aku tidak tertarik padamu! Jangan salah sangka!” teriak Mikayla marah, meski tubuhnya gemetar. “Astaga menarik sekali adik kecil, atau bisa kupanggil adik tiri yang cantik?” "Lepaskan aku!" Mikayla akhirnya berhasil mendorong Arsenio. "Keluar!" Arsenio tertawa sinis. "Kita lihat nanti, apa yang akan anak kecil ini perbuat." Kemudian Arsenio pergi dari kamar itu dengan senyum mengerikan ke arah Mikayla sebelum pintu meutup rapat. “Dia gila, dia tidak waras.” Mikayla meremas pergelangan tangannya, ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan, tapi jantungnya berdetak sangat kencang. “Kau harus belajar bersikap. Dunia kita sekarang berbeda, Kayla. Tolong, jangan mempermalukan Ibu.” Mikayla terduduk di ranjang, pelan-pelan menyadari tak ada lagi rumah yang bisa ia sebut rumah. Tidak di tempat ini. Dan mungkin tidak bersama siapa pun lagi. “Aku harus tetap bertahan demi hidupku,” ucapnya lirih.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
180.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
229.8K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
154.3K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
19.9K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
16.4K
bc

My Secret Little Wife

read
128.3K
bc

Ibu Susu Anak Dosen Duda

read
4.3K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook