21

546 Kata

"Lepas gak? Aku teriak ini," ancam Yoan yang merasa sudah terpojokkan. Ia tak bisa berkutik lagi. "Kau pikir aku takut dengan ancaman kamu? Sekarang itu aku yang paling berhak atas dirimu," ucap Bayu dengan sinis. Baru saja Bayu melepas paksa cadar dan kerudung Yoan. Suara telepon dari pantry begitu sangat keras terus menerus berbunyi. Yoan menatap ke arah pintu ruangan dan mendengarkan jelas suara telepon yang berbunyi berulang kali. "Kamu cantik sekali, Yoan. Ternyata kamu lebih cantik dari yang aku bayangkan. Pantas saja, Pak David begitu tergila -gila kepada kamu. Ternyata ...." ucapan Bayu terhenti. Ia mulai kalap membelai pipi Yoan dengan sangat lembut. Setiap inchi kulut mulus itu di jelajahi dengan jari jemarinya. Yoan menahan napasnya yang terus menderu. Tubuhnya tak bisa ber

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN