"Sudah Mas. Malu kalau di lihat orang. Ini kantormu. Apa kata orang kamu dekat dengan aku?" ucap Yoan yang mulai tak percaya diri. "Kamu calon istriku yang SAH, Ibu dari kedua buah hatiku yang kembar. Apa peduli orang. AKu yang menginginkanmu dulu. Aku yang tergila -gila dengan kamu. Kamu itu sulit, seperti cacing, karena licin tak tersentuh. Kalau dulu aku gak paksa kamu, sampai sekarang aku akan penasran padamu," ucap David pelan. Yoan hanya terseyum kecut. Ia membenarkan kembali cadarnya dan bersiap bekerja di pantry. "Aku naik duluan ya?" ucap Yoan berpamintan. "Ehh ... Tunggu sebentar," ucap David lembut. Ia mengambil taskerjanya di centelan motor lalu menggandeng Yoan menuju gedung kantor bersama. "Ikuti aku. Gak usah berdebat. Ini salah satu cara, agar semua orang di kantor t