Chapter 57 - Fakta Ronaldo Rivendra

2385 Kata
Ronaldo Rivendra, Nama panjangnya mungkin sudah tidak asing lagi di pendengaran orang orang, mengingat marga Rivendra yang tersemat di sana selalu menarik perhatian, karena ya sudah sejak bahuela keluarga Rivendra adalah konglomerat dari jajaran konglomerat tinggi di indonesia. Walaupun begitu Ronal begitu tidak menyukai nama marganya itu, bukan apa apa, tapi Ronal sering merasa orang orang selalu bersikap munafik di depannya hanya karena dia adalah orang Rivendra. Haha, bisa dibilang banyak orang mendekati nya hanya karena dua alasan, pertama kaya, dan yang kedua karena darah Rivendra yang mengalir di tubuhnya membuat parasnya amat menarik itu. Sebenarnya tidak hanya dirinya yang tampan, karena sudah di bilang semua Rivendra memiliki wajah cantik dan tampan. Tidak terkecuali para sepupunya atau orang orang dari keluarga ayahnya, contohnya saja Doni _anak sma yang tempo hari memberinya nomor seorang wanita yang mengaku kakak dari temannya_. Mengingat perihal nomor karena itu Ronal merasa sangat malas awalnya, yups siapa yang tidak malas ketika semua wanita yang mengetahui namanya adalah Rivendra seolah langsung bersujud mengemis sampai menjatuhkan harga diri hanya demi bisa dekat dengannya. Walaupun tidak semuanya, sebab sebagian wanita masih mencoba menjaga image dan tidak terlalu buruk, tapi tetap saja Ronal tidak menyukainya. Hanya saja, fakta hal itu sama sekali tidak berlaku untuk wanita yang telah dia tolong di pesta ulang tahunnya tempo hari, yang sudah dia gantikan baju, yang sudah dia cium karena alasan bersembunyi, yang sudah menyiram kopi dan menjadikan dirinya bulan bulanan karyawan, dan yang terakhir yang sudah menamparnya di depan umum tanpa tau malu. Awalnya Ronal masih tidak habis fikir bagaimana wanita itu berani melakukan hal di luar nalar menurut Ronal, yang padahal dia tau kalau dirinya adalah bermarga Rivendra. Tapi usut punya usut, saat di pesawat dia baru tau kalau ternyata wanita ini sama sekali tak tau kalau dia adalah Rivendra. Okay mungkin pemikiran Ronal yang merasa wanita itu sangat aneh akan lenyap, tapi sebenarnya juga tidak sama sekali awalnya, Yups lagi lagi awalnya, karena faktanya wanita itu juga tidak tertarik dengan nama marga Rivendra, di mana wanita itu sangat cuek dan berani menolak pria dengan marga Rivendra yang bahkan baru di telfonan pertama, itu pun tanpa bersuara. Gila! Ronal sudah memastikan sebelumnya, kalau Doni sepupunya juga memberitahu wanita itu kalau pria yang menelefon adalah orang Rivendra, tapi tetap saja dia menolak, di saat bahkan Ronal saja belum memutuskan untuk bergerak maju atau tidaknya. Makanya hal itulah yang mungkin salah satu pemicu kepikiran yang menderanya tempo hari, sampai sampai membuat ingin menghubungi waktu itu. Dan setelah penolakan tersebut, semua terputus begitu saja hingga berhari hari, Ronal kira memang wanita itu tidak perduli lagi meski namanya Rivendra. Tapi malam itu wanita itu berani mengirimkan pesan padanya, terkejut pasti, mengetahui wanita itu rupanya berubah fikiran di sana. Terlebih semalam, wanita itu juga masih mengirimnya pesan yang mana satu lagi fakta bahwa wanita itu sama sekali tidak tau kalau Rivendra sepupu teman adiknya adalah orang yang sama dengan laki laki yang dia tampar. Ternyata bisa di bilang semua wanita itu sama saja, tetap memandang fisik juga nama marga. Ei tidak deng, Ada satu alasan yang membuat Ronal tak mengerti kenapa wanita itu seperti mengajaknya perang dunia ketiga terus, sedangkan wanita itu mencoba mendekati Rivendra lain. Yang padahal Rivendra di depannya akan jauh lebih mudah di jangkau mengingat meraka memang berada di satu ruangan. Tidak logis, dan tidak bisa di nalar oleh Ronal. Entahlah apa yang akan wanita itu lakukan kedepannya, yang pasti Ronal akan selalu mengikuti permainannya, karena ya bisa di bilang sangat menarik. Ah satu lagi fakta yang dia simpan selama ini, yakni tentang alasannya membantu Reya ketika mabuk berat di pesta itu. Kalian pasti juga sudah tau jika Ronal mengenal Reya, ah entahlah bisa di katakan mengenal atau bukan, yang pasti dia tau kalau wanita itu adalah teman Sia _dulu juga hadir di nikahan Sia_, makanya dia berani membantu. Sepertinya cukup bagi Ronal melamun tentang fakta fakta tersebut, makanya dia langsung tersadar dari lamunannya di pagi hari ini. Yups ..., masih pagi mungkin baru menginjak pukul setengah tujuh pagi, wanita itu saja masih molor di tempat tidur, dan, bisa di katakan lagi tidak ada jaim jaimnya, lihat saja itu selimut sudah kemana mana, bahkan guling nya juga sampai terjatuh, sungguh tidak etis sekali cara tidur wanita itu. Makanya Ronal yang memang morning person sekali agak bergidik bisa melihat tingkahnya yang selalu bar bar luar dalam. Entah kerasukan setan dari mana, tapi Ronal sempat membantu menaikkan guling yang jatuh ke lantai menjadi naik ke ranjang lagi. Ronal tau jika wanita itu sempat terbangun sebentar untuk melihat keadaan ruangan, namun selanjutnya dia juga terlelap lagi, hadeh. Sebetulnya bukan urusan Ronal juga sih, namun rasanya benar benar berbeda berada satu ruangan dengan wanita bar bar. Dulu saja saat tinggal di basecamp Ronal sengaja meminta kamar yang sendiri dari pada bergabung dengan yang lain, alasannya dia tidak suka tempatnya berantakan macam ini. Juga tidak suka tidak sesuai keinginnanya. Mungkin awalnya dia hendak di satuan dengan Kazeo yang juga bersifat 11 12 dengannya, tidak banyak bicara, dan juga tidak suka sesuatu yang juga hampir mirip dengannya, tapi walaupun personaliti keduanya hampir 90 persen sama, keduanya tetaplah tidak bisa di satukan, makanya mereka tetep ngotot untuk berpisah kamar. Okay kembali lagi dengan Ronal, pria itu saat ini duduk di sofa bulat di emperan yang depannya terdapat kolam renang juga langsung menghadap lautan luas di depan sana. Tak lupa sambil menikmati americano dinginnya tersebut. Ronal duduk melakukan aktifitas itu untuk terdiam dn merileksasikan tubuh mungkin selama setengah jam lamanya. Dan setelah itu dia baru beranjak masuk hendak membersikan diri, karena sekitar pukul setengah sembilan pagi, dia ada janji dengan seseorang. Hanya saja saat dia masuk, dia masih di suguhi dengan pemandangan wanita itu yang terlelap dengan posisi terlentang lebar hampir memenuhi kasur yang bahkan berukuran king size itu. Memang gila, tidak bisa membayangkan jika ada orang yang tidur di sampingnya, mungkin sudah tertendang kali. Tidak mau mengamati lebih lama, tidur pulas yang sialnya wajahnya sama sekali tidak cengo dan cenderung masih cantik itu. Ronal langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia melakukan kegiatan mandi berlanjut mempersiapkan diri di mini walk in closet itu. Dan saat dirinya sudah siap pukul 8 pagi, wanita itu sudah bangun rupanya, karena ranjangnya sudah nampak rapi dan orangnya juga sepertinya tengah membersihkan diri juga di kamar mandi. Ronal tidak perduli lebih, dia memilih duduk di ranjangnya lagi setelah semua sudah siap, dia membuka laptop untuk menunggu waktu tepat pukul setengah sembilan, hari ini di akan bertemu dengan co founder dari salah satu perusahaan brand properti terkenal yang ada di luar negeri, makanya pertemuan kali ini sebagai bentuk perkenalan menuju hal yang lebih baik. Dan setelah dia duduk membuka laptop, Ronal bisa melihat Reya yang keluar dari kamar mandi sudah siap dengan pakaiannya, dan wanita itu nampak menuju meja rias, menempelkan berbagai produk ke cantikan yang entah Ronal tidak tau namanya. Dan lagi lagi Ronal juga tidak perduli bukan. Hanya saja ketika dia sudah menyelesaikan satu pekerjaannya di sana, dan memang berniat akan pergi, tapi wanita itu juga sama dengannya dia juga ingin keluar. Jangan sampai saja wanita itu berani berpikir macam macam. Aishh sudahlah ... Ronal dan wanita itu akhirnya berpisah di lobi penginapan, karena Ronal akan pergi menggunakan mobil. Ronal akan pergi menuju salah satu restaurant terdekat di sana, untuk bertemu dengan orang yang Ronal maksud, sebenarnya pertemuan kali ini sama sekali tidak di rencanakan, hanya saja tadi malam dia memutuskan untuk bertemu setelah tau kalau orang yang ronal akan temui tengah liburan di sini. Pertemuan Ronal berlangsung cepat, layaknya orang yang baru bertemu pertama kali, namum mereka sudah cukup nyambung, orang itu adalah pebisnis sukses asal negeri jiran. Dan Ronal ingin ke depannya bisa bekerja sama dan saling menguntungkan satu sama lain. Mereka juga sudah sempat membahas sedikit sedikit tentang masalah bisnis itu. Mungkin hanya satu jam pertemuan mereka terjadi, Ronal pun memutuskan untuk kembali ke penginapan saja. Karena niatnya mengunjungi proyek yang sedang dia bangun adalah siang nanti. Ronal kembali, dan seperti faktanya kamar penginapan itu nampak sepi dan Ronal langsung duduk di ranjang lagi, seperti kebiasaannya sejak semalam. Hanya saja ketika Ronal mungkin baru berada di sana sepuluh menit lamanya, dia malah mendengar adanya seseorang yang datang membuka pintu. Dahi Ronal berkerut, wanita itu juga hanya pergi sebentar sepertinya, Ronal tidak memperdulikannya, meski wanita itu nampak menghentak hentakkan kakinya entah kenapa. Begitupun selanjutnya di mana ruangan itu jadi sedikit berisik lagi tidak seperti sebelumnya yang begitu tenang. Karena Reya terus saja membuka bungkus makanan dan mengunyahnya, seraya wanita itu membaca buku di ranjang sana. Namun tiba tiba Ronal yang mengangkat pandangannya untuk melihat wanita itu, dia malah langsung menyipitkan mata melihat suatu benda eh ralat mahkluk hidup yang bergerak gerak di bahu Reya. Itu ulat bulu, Ronal mendengus pelan, dari mana memang asal wanita itu sampai membawa mahkluk tersebut. Ronal tidak tau wanita itu merasa jijik atau tidak dengan ulat, tapi ulat itu benar benar bergerak gerak dan bisa saja jatuh yang mulanya di tali dress menjadi ke arah bahu, dan itu pasti akan menimbulkan rasa gatal di sana. Ronal terus menatap Reya di ranjang depan sana, sampai wanita itu protes akan perilakunya. Cih .. Lihat saja ketika wanita itu tau jika ada makhluk di bahunya. Sungguh Ronal tidak akan memperdulikannya. Dan benar saja ketika wanita itu Ronal beritahukan untuk menoleh ke arah bahu samping, wanita itu seketika berteriak kencang ketakutan sambil meminta tolong. Tolong kepada siapa? Ya tentu saja Ronal, siapa lagi. Tapi Ronal tak menggubris, biarkan saja, nanti juga bisa mengatasi sendiri, mungkin begitu pikirnya. Tapi apa yang terjadi, wanita itu malah berlari kencang ke arahnya dan berlanjut dalam sekali sentak, Reya menaiki ranjang serta duduk di pangkuannya. Untung Ronal begitu cekatan untuk menyingkirkan laptop dan iPad sehingga tidak lebih dulu di tubruk wanita itu. Ronal berniat mendelik tak suka akibat terkejut, tapi melihat wanita itu menangis kencang sambil ketakutan membuat Ronal mengurungkan niatnya. Mungkin hanya memperlihatkan keterkejutan sedikit. Saat ini wanita itu benar benar kalap, menggunakan lo gue dan bahkan mengumpati Ronal. Belum lagi Reya juga mengguncang satu sisi bahu Ronal. Sangat gila sekali, yang padahal sebelumnya wanita itu sangat takut jika berhadapan dengan Ronal. Mungkin karena di kuasai kepanikanlah yang membuat Reya bertindak seperti itu. Dan tiba tiba, sebab Ronal tak segera merespon apa apa, wanita itu dengan begitu percaya dirinya malah mengambil rambut belakangnya dan menjambak pelan, tak lupa wajah wanita itu ikut maju mendekat seiring kepala Ronal yang sedikit mundur ke belakang. Sial, Ronal kaget, tapi dia berusaha menyembunyikan fakta tersebut, dan hanya menatap tajam dengan menyipitkan matanya itu menatap Reya dari jarak dekat. Gilak, benar benar gilak. Seorang wanita berani melakukan hal tersebut pada Ronal. Di mana seolah Ronal yang di kuasai. Cih, Ronal tentu tidak terima. Makanya Ronal juga melakukan tindakan lebih seperti menaruh tangan nya di pinggang ramping wanita itu. Sungguh tangannya benar benar terasa pas di sana. Sampai rasanya tangan itu ingin bergulir naik, namun dengan cepat dia berusaha menahannya. Rona hanya berniat mengintimidasi dan membuat wanita itu takut, dan terbukti tangisnya bahkan seketika terhenti seraya wanita itu sudah tidak menjambak lagi. Cih, memang benar benar ya. Dan dengan posisi yang masih sama, Ronal mengambil ulat di bahu diam diam. Ulat bewarna hitam sedikit abu dan memiliki bulu itu sedikit terasa menggelikan di tangan Ronal, tapi dia jelas sama sekali tidak takut. Dia langsung membuangnya ke lantai. Dan baru juga menyingkirkan ulat di bahu juga memberitahu wanita itu, tapi Ronal malah langsung melihat adanya makhluk lain pada diri Reya. Yakni di kepala Reya dan tengah bergerak turun perlahan hendak mendekat pada telinga. Dan ketika keduanya saling menatap, Ronal tersenyum miring karena mendapat ide yang cukup brilian. Ronal memberitahu lagi dengan cara intim membuat wanita itu berfikir macam macam dahulu. Dan terbukti langsung Reya menangis lagi ketakutan. Sungguh melihat Reya seperti itu sangat menyenangkan. Dan Ronal yang mulanya akan bermain main lebih, dia malah terkejut dan di buat salah fokus ketika wanita itu mendekat ke arahnya, bahkan tubuh depan wanita itu sampai menyentuh dadanya. Sialan. Jadi Ronal langsung menyudahinya dengan memberi wanita itu persyaratan jika ingin di ambilkan ulatnya. Walaupun awalnya marah tidak terima dengan permintaan yang Ronal ajukan, tapi akhirnya wanita itu pasrah yang penting ulatnya pergi. Ya begitulah, Ronal juga tidak akan ingkar janji, dia langsung mengambilkan ulat lagi menggunakan tangannya yang tadi dia buat untuk mengambil ulat satunya. Bisa Ronal lihat kalau wanita di pangkuannya itu begitu lega setelah ulat menyingkir di lantai dua duanya. Begitupun Ronal yang tersenyum puas karena mendapat jack pot di sana. Dia bisa memanfaatkan sesuatu bukan. Tapi setelah selesai entah kenapa wanita itu tidak juga turun malah melamun di pangkuannya. Ronal sih tidak masalah, tapi asal jangan salahkan saja jika ada sesuatu hal lebih yang terjadi. Oleh karena itu, Ronal merasa yang harus menyudahinya dengan cara berucap kata kata pedas serta ambigu. Dan barulah wanita itu menyingkir dengan cara canggung. Ronal tak lupa mengatakan bahwa akan meminta permintaan malam nanti. Dan kalau hal itu jelas bukan bualan saja. Ronal memang akan melakukannya. Di sisi lain wanita itu yang pamit ke kamar mandi, Ronal segera mengambil telefon di nakas yang mana langsung terhubung dengan staff di sana. "Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" Staff dengan suara wanita itu terdengar menyapa dan segera bertanya. "Tolong bersihkan kamar vvip sweet room empat, ganti semua sprai. Ada ulat bulu di lantai, jadi buang!" perintah Ronal tanpa basa basi. Dan setelah mengatakan itu dan di iyakan oleh staff tersebut, Ronal buru buru menutupnya sepihak tidak mau mendengar lebih. Sesudah merasa tugasnya selesai, dan hari ini sudah cukup siang. Dia memang harus pergi setelah ini. Jadi dia mengganti pakaian dahulu, sebab pakaiannya sudah tidak berbentuk setelah tadi sempat di remat di bagian depannya oleh wanita itu. Ronal juga berniat cuci tangan setelah tadi tangannya memegang ulat bulu. Merasa semua selesai, Ronal pergi begitu saja setelah dua wanita yakni staff penginapan ini telah tiba. Dia benar meninggalkan kamar dengan wanita itu yang masih di dalam kamar mandi. Sungguh lama sekali dari sebelum sebelumnya. Bisa di bikang kejadian hari ini memang sama sekali tak pernah Ronal duga sebelumnya. Dia tak menyangka, akan berada dalam posisi yang lebih intim daripada ketika ciuman di tangga darurat tempo hari _menurutnya. Posisi yang menempel dan di atas ranjang, sungguh perpaduan sangat epik jika Ronal tak pandai pandai menahan diri. Dan semua itu tidak pernah Ronal lakukan sebelumnya oleh wanita manapun. Hanya dengan wanita itu, Reya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN