"Hiks ... Hiks ..." Suara tangisan kencang terus memenuhi se isi mobil yang Reya kendari itu, bahkan Reya sama sekali tak memerdulikan telinga supir taxi yang sudah pasti tidak nyaman akibat telinganya berdengung dengan tangisan Reya. Memang tadi saat menuju kantor pusat Riven corp Reya tidak membawa mobil, alasannya karena jika membawa itu akan sangat mencolok, dan mamanya di rumah pasti sudah bertanya macam-macam di sana. Sedangkan Reya tidak mau hal itu terjadi, makanya taxi menurutnya adalah solusi terbaik. Itu semua sebelum Reya tau jika ternyata sesi pulangnya akan di isi tangisan sesak akibat Ronal itu yang tidak mau memutuskan pernikahan mereka, dan malah berani-beraninya mengancam Reya menggunakan video rekaman cctv. Hiks ... Kalau dia tau akan menangis tanpa henti seperti in