"I--ini apa, Pak?" tanya Laluna dengan kening yang mengerut dalam sebelum mengalihkan tatapannya dari amplop berlogo rumah sakit ke arah Pak Jaya. Pria setengah baya yang sedang berdiri di ambang pintu rumah Laluna itu tampak berpikir sejenak sebelum membuka mulutnya. "A--anu, Non ... saya juga nggak tahu apa isi di dalamnya. Saya juga dapat titah untuk kasih amplop itu ke Non aja," ujar Pak Jaya menjawab pertanyaan Laluna. Namun, belum sempat wanita muda itu bersuara, Pak Jaya sudah lebih dulu melanjutkan ucapannya. "Kalau gitu, saya pamit undur diri dulu, ya, Non. Buru-buru soalnya ... saya masih harus ke tempat lain lagi," lanjut Pak Jaya berpamitan. "Oh, iya, iya ... silakan, Pak," ujar Laluna mempersilakan. Mendapatkan balasan seperti itu lantas membuat Pak Jaya menganggukkan kepal