Setelah membersihkan tubuhnya dan melakukan ritual malam, Laluna akhirnya bisa berbaring di atas tempat tidur dengan selimut hangat yang membungkus tubuhnya. Posisi berbaring wanita muda itu terlentang sehingga ia bisa dengan leluasa menatap pada langit langit kamar. Selama beberapa saat, Laluna hanya bergeming di posisinya tanpa bergerak sedikit pun. Nggak ada satu pun suara yang terdengar di kamar wanita muda itu selain suara deru angin yang berasal dari pendingin ruangan dan napasnya sendiri dengan iringan suara rintik hujan yang membasahi Bumi. Tanpa bisa dicegah, setetes air mata pun perlahan meluncur dari kedua netra Laluna. Awalnya hanya berupa tangisan tanpa suara. Namun, lama kelamaan tangisan wanita muda itu berubah lebih keras seiring dengan rintik hujan yang semaki