Laluna's Point of View Selama dua puluh tiga tahun kehidupanku, aku nggak pernah membayangkan ada hari di mana aku masuk ke dalam ruangan bersalin dengan ditemani oleh suamiku yang siaga. Ketakutan dan trauma nggak pernah berhenti merongrongku atas kejadian yang menimpaku di masa lalu. Bukanlah perkara yang gampang menjadi single mother di usiaku yang baru menginjak umur delapan belas tahun kala itu, apalagi dengan kondisi dimana aku bersekolah di negeri orang. Semuanya sungguh berat dan membuatku putus asa, bahkan hampir pernah berpikir untuk menyerah. Meskipun nggak pernah direncanakan, tetapi aku nggak berniat melakukan hal gila dan berdosa untuk melenyapkan janin yang sudah mulai tumbuh di dalam perutku saat itu. Seribu satu kali aku berusaha meyakinkan diri bahwa aku sudah cukup be
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari