Genta terus menatapnya, “Maafkan aku Btari, sayang..” Tangannya dengan erat melingkar di pinggangnya, hingga tubuh keduanya melekat seperti menyatu. “Ya? Please.. Kamu tidak sedih melihatku tersiksa seperti ini?” Genta merajuk. “Cemburu ini karena sayang.. Aku sayang kamu.. My future wife!” "Tolong, please, apa kamu tega melihatku seperti ini.. Kamu sayang aku bukan?" Genta terus saja memohon. "Aku terlalu sayang kamu.. Aku tidak bisa kalau kamu terus tidak bicara. Kamu ternyata menakutkan.." dahi mereka saling beradu. Genta memainkan hidungnya agar menyentuh hidung Btari. Btari mengatupkan bibirnya. Ia tersenyum, dan pelan-pelan mengelus pipi kekasihnya, “Terima kasih sudah menyelamatkanku tadi. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku kalau kamu tidak ada..” “Lelaki b*