“Btari! Apa yang kamu lakukan?” Genta tak berkedip menatap kekasihnya. “Ka-kamu tidak harus mengeluarkannya sendiri.. A-aku akan membantumu. A-apa mungkin? Apa kamu mau?” Btari terus menerus mengelus miliknya itu. “Ahh…” Genta merasakan kalau batang miliknya kembali membesar dan menguat. “Ka-kamu tidak keberatan melakukannya?” Genta menelan air liurnya sendiri. Btari naik ke tubuh Genta lalu bersandar di dadanya, “Tidak.. Kamu berusaha membuatku bahagia. Aku juga mau melakukannya untukmu..” “Bilang padaku, apa yang harus aku lakukan?” Btari berbisik di telinganya. Imajinasi liar langsung muncul dalam pikirannya. Genta merasakan deru nafasnya begitu kencang tak bisa ia tahan. Ia memeluk Btari, “Aku mau, kamu membuka celanaku dan sentuh milikku sayang.. Kamu mau melakukannya?”