“A-apa? Shaq menanyakan nomor ponselku?” Btari membelalak kaget. “U-untuk apa?” Ia tak percaya. Diajeng tertawa, “Sepertinya dia tertarik padamu. Sesuai dugaanku.. Aku tadi memperhatikan kalau Shaq memang berbeda saat melihatmu. Ok, sekarang, bagaimana, apa boleh aku memberikan nomormu?” “Ka-kalau konteks pekerjaan, tentu saja boleh. Tapi, kalau di luar itu.. Bagaimana ya? Mmm..” Btari sedikit bingung. Ia langsung membayangkan amarah Genta. Antara seram dan juga gemas. Btari langsung membayangkan reaksi Genta kalau tahu hal ini. Genta sudah mengakui terang-terangan kalau ia berubah menjadi pencemburu saat bersamanya. Belum lagi reaksinya saat Lintang datang ke apartemennya malam itu. Btari mencoba menahan tawanya. “Kamu sudah punya pacar?” Diajeng memastikan. Btari pun mengangg