"Paman," sapa Satya saat Pram masuk ke ruangannya. Pram duduk di sofa, Satya pun ikut duduk di sana. "Paman ingin bertanya sesuatu." "Apa itu, Paman?" "Paman dengar dari Suci, kemarin Anis bertingkah saat kalian berkemah?" "Bertingkah gimana, Paman?" "Dia seperti ingin memisahkanmu dari Bening." "Oh ... itu. Enggak, kok, Paman. Ya, namanya juga anak-anak." "Paman ingin kamu tegas padanya. Seperti kemarin, harusnya kamu ikut menasehatinya. Kasihan Bening." Satya tersenyum. "Aku bukannya tidak mau menasehati. Hanya saja, aku rasa belum perlu. Bening dan Anis baru beberapa kali bertemu. Mereka butuh waktu untuk dekat. Bening orang baik. Dengan ketulusan dia, aku yakin, nanti Anis akan dekat dengan Bening, melebihi dekat denganku malahan. Mereka bisa menjadi sahabat." "Tapi, apa Be