Perang Batin

915 Kata

Sejak pulang dari acara akhir pekan, Bening merasakan ada sikap berbeda yang Anis tunjukkan. Remaja itu kini terlihat semakin tidak menyukainya. Setiap kali bertemu, Anis selalu membuang muka. Siang ini, Suci sedang menemani Satya untuk acara kantor. Membuang kebosanan, Bening keluar dari paviliun. Di teras rumah Suci terlihat Anis yang sedang memainkan ponsel. Bening mendekat. "Sendirian?" tanya Bening sembari duduk di kursi teras. "Ya," jawab Anis singkat. "Ikbal?" "Di rumah temannya." Untuk beberapa saat hening. Bening juga bingung harus bagaimana. "Tante masih muda, kenapa Tante tidak mundur saja?" Mendengar pertanyaan dari anak sambungnya, membuat Bening terdiam sambil menatap Anis. "Apa Tante tidak sakit hati harus berbagi suami?" tanya Anis lagi, menjelaskan pertanyaan s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN