Miko datang ke rumah. Seperti biasa, satu tas besar makanan kecil ia bawa sebagai buah tangan untuk Bintang, Bulan, dan Langit. Tentu saja sesuai umur mereka. Untuk Langit, hanya berupa s**u dan biskuit. "Kok sepi, Ning?" tanya Miko. Karena tidak seperti biasanya, tidak ada yang berebut menyambutnya. Kali ini, Satya sudah tidak lagi merasa cemburu pada Miko. "Iya, Kak. Lagi di rumah Ibu." "Oh." "Kak Miko duduk dulu, aku buatkan minum." Miko menurut. Sementara Bening membuatkan minum untuk sang kakak. Saat sedang menunggu Bening, Miko melihat bayangan seorang gadis yang sedang duduk di teras samping. Penasaran, pria itu mendekat. "Baru tahu, di rumah ini ada seorang gadis," ujar Miko. Namun, Anis, gadis yang dilihat Miko tetap cuek. "Kamu siapa? Aku baru lihat kamu." "Saya juga