"Paman, bisa kita bicara?" tanya Suci begitu paman Pras datang. Pria itu memang selalu rutin mengunjungi rumah keponakannya sejak dulu. "Ya, tentu saja. Apa yang ingin kamu bicarakan?" Suci mengajak satu-satunya keluarga Pras itu ke ruang keluarga. Kemudian, duduk di sofa. "Aku mengajak Bening untuk tinggal bersama di rumah ini. Tapi, dia menolak. Aku menawarkan untuk tinggal di paviliun, dan dia mau." "Lalu?" "Apa Paman bisa mencarikan tukang untuk merapikan paviliun? Meskipun kecil, setidaknya dia merasa nyaman." "Ide yang bagus. Tentu saja. Nanti Paman akan mencarikan." "Terima kasih, Paman." "Bagaimana hubunganmu dengan Satya?" Suci tersenyum. Pipinya merona. Ingatan membawanya ke kejadian semalam. Senyum Suci menular. Paman Pras ikut tersenyum. "Baguslah, kalau kamu sudah