Gairah yang Terpendam

3297 Kata

Ruangan Jagapathi yang dipenuhi aroma khas kopi hitam dan kertas-kertas tua terasa sunyi, hanya terdengar suara gesekan pena di atas kertas dan denting halus keyboard laptop. Cahaya dari lampu meja menerangi tumpukan berkas di depannya, sebagian besar adalah laporan penelitian fakultas dan draft jurnal yang belum selesai. Sesekali, alisnya mengernyit dalam konsentrasi, sementara jemarinya yang panjang dan kokoh menekan pelipis, mencoba meredam denyut pusing yang mulai menjalar. Sebuah ketukan terdengar di pintu. Jagapathi mendongak sejenak, lalu menunduk kembali ke berkasnya. "Masuk," katanya singkat tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaannya. Jamal, asistennya yang setia, masuk dengan langkah hati-hati. Dia membawa sebuah dokumen, tapi sebelum sempat berkata-kata, Jagapathi sudah men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN