Ranjang Panas

3214 Kata

"Iya, Bun, gak galak-galak kok. Jaga juga nahan diri lah, dia masih muda, makannya sekarang kita fokus skripsian dulu, biar dia ada jeda gak melulu yaa... gitulah," ujar Jagapathi santai sambil menyandarkan tubuhnya di kursi kafe. Matanya melirik ke arah etalase toko cokelat, menunggu pesanannya selesai dibuat. Di seberang telepon, suara Srada terkekeh lembut. "Wajar lagi menggebu, Nak. Tapi inget, Paulina exited banget jalan-jalan. Jangan sampai dia gak menikmati bulan madu kalian." Jagapathi tersenyum kecil. "Iya, Bunda. Ini aja lagi antri nunggu cokelat, abis beli buku buat tambahan di tinjauan pustaka. Dia santai kok di vila. Kalau lagi ngambek, biasanya kan nanti gampang dibujuk." Srada tertawa lagi, nada suaranya kini sedikit lebih serius. "Nak, Bunda cuma mau bilang, jangan lupa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN