Pintu kamar terbuka kuat. Paulina yang awalnya berbaring santai di ranjang sontak menoleh. Napasnya tercekat melihat Jagapathi berdiri di ambang pintu dengan ekspresi yang sama sekali tidak bisa dibaca. Mata gelapnya penuh bara, bahunya naik turun karena napasnya masih berat setelah berjalan cepat dari halaman ke kamarnya. Setelan jas yang tadi dikenakan sudah terbuka, dasinya terlepas, dua kancing kemejanya tidak lagi tertutup, memperlihatkan leher kokoh dan sebagian dadanya yang berkilat karena suhu tubuhnya yang panas. Namun, yang paling membuat jantung Paulina berdebar bukan hanya penampilannya yang sedikit berantakan dan tampak lebih liar dari biasanya, tetapi cara pria itu menatapnya—terhunus, menguliti, seolah melihat mangsa yang sudah siap untuk dikoyak. "Kenapa pake selimut?" su