Paulina hamil. Itulah penyebab pendarahannya. Kehamilan yang masih sangat muda dan rapuh, hampir saja berakhir tragis akibat ulah suaminya sendiri. Ditambah lagi, efek dari malam panjang penuh gairah yang dilakukan Jagapathi tanpa sedikit pun menyadari bahwa istrinya mungkin sudah mengandung.
Paulina pingsan begitu dilarikan ke rumah sakit. Jagapathi tidak pernah merasa setakut ini seumur hidupnya. Bahkan saat menghadapi sidang skripsi atau menangani mahasiswa bermasalah di fakultas pun, dia masih bisa berpikir jernih. Tapi sekarang? Tidak. Dia panik. Benar-benar panik.
Saat akhirnya dokter keluar dari ruang tindakan dan mengatakan bahwa Paulina serta janinnya dalam kondisi stabil, Jagapathi merasa separuh nyawanya kembali.
Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama.
“Jagapathi!”
Suara
