Abraham mengulurkan tangan kanannya menyentuh wajahku, sedangkan tangan kirinya masih menggenggam tanganku. “Hey…apa kamu cemburu?” “Cemburu?” mataku membola menatap wajah Abraham yang kini hanya berjarak beberapa sentimeter di hadapanku. “Aku tidak cemburu.” “Benarkah?” Abraham kembali tersenyum padaku. Wajahku kembali terasa panas karena malu. Lalu ku tarik tanganku dari ganggaman Abraham. Dengan segera aku bangkit dari ranjang dan berdiri hendak melangkah pergi. Namun saat aku baru berjalan beberapa langkah, Abraham kembali menarik tanganku kuat. Hingga akhirnya aku tidak bisa berdiri dengan stabil dan terjatuh ke pelukannya. Kini tubuhku telah berada di atas tubuh Abraham. Tanpa di segaja bibirku kini juga sudah berada di bibir Abraham. Kami saling mena