“Daddy juga merindukan Ariella.” Abraham mencium pipi dan menjawab ucapan Ariella lalu menoleh padaku, “Dan juga merindukan Mommy.” Ucapan Abraham yang sangat tiba-tiba selalu berhasil membuat jantungku berdegup dengan kencang. Aku hanya bisa diam menunduk malu dalam rangkulan Abraham. Seketika kami pun sampai di lantai satu Villa. Kami keluar lift bersama menuju ruang tengah Villa. Saat kami sampai di ruang tengah Villa, aku kembali melihat gadis yang bernama Sarah itu sedang duduk menonton TV. Gayanya yang angkuh terlihat seperti nyonya Villa ini. Melihat Abraham muncul bersamaku di tangah Villa, dengan segera ia berdiri dan menyapa, “Kak Abraham. Apa Kakak ingin makan siang? Aku akan membuatkan makan siang untukmu.” Abraham menoleh padaku, juga pada kotak bek