Setelah cukup lama, Abraham pun melepaskan ciumannya padaku dan berkata, “Aku tahu tentangmu. Aku juga tidak akan pernah bisa menghapus masa lalumu. Tapi aku ingin ada di masa sekarang dan masa depanmu. Izinkan aku mengejarmu. Hingga suatu hari nanti hatimu sepenuhnya miliku. Aku sangat mencintaimu dan Ariella.” Aku tertegun menatap wajah tampan Abraham Xander yang kini hanya berjarak beberapa senti meter di hadapanku. Matanya yang biru bak batu sapphire kembali menyeretku kedalam palung hatinya yang terdalam. Ia berkata dengan sangat lembut dan penuh perasaan membuat hatiku tersentuh, menggenggam hatiku dengan kuat. Tapi…statusku sebagai single parent akan sulit untuk di terima. Hatiku yang awalnya berbunga-bunga, kini surut seketika. “Tuan Xander, apa Tuan salah minum