Merindukan Daddy

1318 Kata

Setelah Ahmed Ali menutup pintu ruang inapku, ia melangkah ke arah meja kopi yang ada di tengah ruangan meletakkan parcel buah yang ia bawa. Dengan senyum lebar ia berkata, “Kakak ipar, ini buah untuk Kaka Ipar. Semoga Kakak lekas sembuh.”   “Terima kasih, Ahmed.” Aku membalas senyuman Ahmed Ali yang kini telah duduk di sofa.   Abraham Xander yang duduk di sampingku bertanya, “Sayang, apa kamu ingin makan buah?”   “Boleh. Tapi aku sebentar lagi.”   “Baiklah.” Abraham Xander mengangguk lalu menoleh pada Ahmed Ali dan berkata, “Ahmed, bagaimana? Apa kamu sudah mendapatkan bukti dari kasus itu?”   “Sudah. Aku sudah membawa beberapa bukti rekaman CCTV. Bawahanku mengirimkannya via email.”   Aku yang tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh dua pria yang ada bersamaku saat ini pun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN