Tanpa ku sadari air mataku menetes saat mendengar alunan music instrument yang begitu indah. Musik ini mampu menghidupkan kembali ingatanku saat aku masih hidup bersama cinta pertamaku. Dan juga mampu menyayat hatiku saat aku mengingat perpisahanku dengan cintaku. Cinta yang selalu menghuni relung hatiku. “CEO Fe… tissue.” Alicia yang sangat mengerti perasaanku memberikanku selembar tissue untuk menghapus air mataku yang mengalir tanpa henti. “Rasanya aku ingin pergi bersamanya, Alicia.” Aku berbicara dengan suara serak. Alicia menatapku dengan wajah sedih, “CEO…saat anda ingin pergi bersamanya, anda harus ingat ada Ariella yang sangat membutuhkan anda.” “Ya…kamu benar Alicia. Masih ada Ariella yang sangat membutuhkanku.” Alicia memelukku yang ma