Freya Adrien Saralee Pov Sudah lebih dari empat jam aku meringkuk menahan sakit di atas tempat tidur yang ada di ruang istirahat Abraham Xander. Saat ini benar-benar terasa sakit tak tertahankan. Rasanya ingin aku berteriak memanggil Abraham Xander yang ada di luar ruang istirahat, tepatnya di ruang kerjanya, namun aku tak sanggup. Rasa sakit yang teramat membuatku tak bertenaga untuk bersuara. Dia atas tempat tidur aku hanya bisa berdiam diri sambil meneteskan air mata. Saat aku merasa sudah mulai tidak sanggup lagi menahan, tiba-tiba Abraham Xander muncul dari balik pintu dan berkata, “Sayang, apa kamu baik-baik saja? Apa kamu sedang sakit?” “Sayang…” Aku memegang perutku yang terasa sakit menjawab dengan suara rendah. “Perutku sangat sakit.” “Sayang, apa kamu baik-baik