“Lalu bagaimana perasaanmu terhadapnya? Apa kamu masih mencintainya?”
“Sekarang aku hanya menganggapnya sebagai teman. Ia adalah ayah kandung putri kita, jadi aku tidak bisa memungkiri itu.”
Abrahan Xander terdiam sejenak dan kembali berkata, “Bagaimana jika saat kamu bertemu dengannya tadi, ia tidak seperti sekerang? Misalnya masih dalam keadaan baik seperti dulu. Apa kamu akan kembali kepadanya dan meninggalkanku?”
Aku tersenyum lebar saat Abraham Xander suamiku menanyakan hal itu padaku. Saat ini ia terlihat sangat cemburu. Dan ia terlihat sangat lucu dan menggemaskan saat cemburu. Dengan hati yang sangat bahagia aku mengeratkan pelukanku dari samping ke tubuhnya sembari berkata, ”Sayang, meski ia adalah ayah kandung Ariella, meski ia adalah masa laluku, meski ia pria yang a
