Setelah melalui keadaan yang kurang meyenangkan antara aku, Carlson Dalex, dan Abraham, Abraham Xander suamiku membawaku keluar dari kediaman Carlson Dalex saat ini yang ada di kampung nelayan. Ia merangkul bahuku mendekap padanya, tapi ia tidak berkata sepatah katapun. Sepanjang perjalanan menuju mobil, wajahnya datar tanpa ekspresi membuat suasana sekitarku terasa dingin. Sikapnya itu membuat tubuhku mengeluarkan keringat dingin karena takut ia akan marah. “Tidak usah gemetar seperti itu. Masuklah!” Abraham Xander berbicara sambil membukakan pintu untukku. Ini untuk kedua kalinya ia bicara padaku. Ia bicara dengan wajah datar tanpa menoleh padaku. Aku memasuki mobil mengikuti perintahnya, kemudian duduk di kursi depan di samping kursi kemudi. Tidak lama kemudian Abraham Xander ju