Suara ledakan kembang api terdengar ke dalam gondola yang masih berputar. Tiba-tiba langit Hong Kong terang benderang oleh pancaran cahaya kembang api yang membuat semua orang terpana. Aku tersadar dari lamunanku yang begitu panjang. Aku tidak tahu sudah berapa lama aku duduk di godola ini. Dan aku juga tidak tahu sudah berapa kali gondola ini berhenti untuk bertukar penumpang. Tapi Abraham Xandre masih duduk di hadapanku, menatap kearahku sambil menyimpulkan kedua tangannya. “Apa kamu menyukainya?” Tiba-tiba Abraham bertanya padaku yang baru sadar dari lamunanku. Aku tersenyum dan mengangguk menatap sepasang mata indah bak batu sapphire yang ada di hadapanku, “Aku menyukainya.” “Jangan terlalu lama larut dalam kesedihan. Tidak baik untuk kesehatan dan dirimu se