“Kak Tonny…” Aku pun menyapanya yang masih berdiri di pintu masuk ruang kerjaku. Dan tanpa sengaja mematikan telepon sebelum mengakhiri pembicaraan bersama Abraham Xander. “Kak Tonny, ada perlu apa Kakak datang kesini?” Aku kembali bertanya pada Tonny Dalex, tapi ia tidak menjawab pertanyaanku. Ia berjalan kedepan memasuki ruang kerjaku dengan langkah santai, namun menatapku dengan tatapan dingin. Saat ini ia terlihat sedang marah. Aku tidak tahu apa yang sedang membuatnya marah. Apa mungkin karena aku memutuskan kerja sama dengan Dalex Corp secara sepihak? Tonny Dalex terus berjalan kearahku dan menghentikan langkahnya setelah berdiri di depan meja kerjaku. Matanya yang merah menatapku dengan tatapan tajam seolah ingin menusukku secara langsung. Ia melemparkan