Sinta POV. Ini dilema sekali. Aku harus mendapatkan bukti siapa yang meletakan obat itu di kangungnya Yasa, sementara kejadiannya sudah lewat sebulan yang lalu. Lalu kalau aku tidak bisa membuktikan bahwa Erlangga yang melakukannya, maka aku harus menyerahkan diriku padanya. Laki laki itu memang selalu saja membuatku berdebar walau hanya dengan memikirkannya saja. "Cie ... ngapain aja di rumahnya doi?" Yasa meledeku. Sekarang aku memang sudah kembali ke istana. Aku harus mencari tahu siapa yang telah membuat laki laki itu sampai mau melakukan hal gila itu. Sejujurnya bukan Yasa yang aku pedulikan. Tapi perempuan itu memang harus mendapatkan sebuah pertanggung jawaban. "Berisik!" Ku lewati laki laki itu, dan aku pergi ke dapur. Sangat mustahil bisa menemukan barang bukti yang kejadia