Sinta POV. Sialnya aku karena terlalu mempercayai laki laki itu. Dan ternyata dia memang tidak sungguh sungguh mencintaiku. Dengan jelas aku mendengar bahwa dia hanya menginginkan apa yang aku bisa saja, lalu setelah itu dia akan memusnahkan ku seperti yang dikatakan oleh laki laki tua itu. "Kamu salah paham sayang ..." si b******n ini memang buaya. Dia tetap saja merayuku meski aku sudah tahu kebenarannya. "Tolong jangan banyak basa basi. Kamu tidak bisa membohongiku lagi." ku eratkan pisau itu ke lehernya. Dan aku serius akan melukai kulit lehernya itu. "Aku enggak bohongin kamu. Aku memang pernah memikirkan rencana itu. Tapi aku enggak bisa. Nyatanya aku benar benar mencintai kamu." "b******k!" Aku mendorongnya hingga Erlangga jatuh. Ku lihat dia tersungkur. Lalu aku menyerangnya