"Bicaralah! aku ingin mendengarkan suaramu!" Si gadis bercadar hanya tersenyum di balik cadarnya, kemudian berjalan ke arah jendela. Seolah tahu apa yang akan di lakukan si gadis jelita itu. Erlangga meraih tangannya dan membuat si jelita bercadar menghadap padanya. dalam radius dekat, Erlangga bisa melihat kedua mata indah itu melebar menatap padanya. "Aku serius, kayanya pernah lihat kamu ..." tangannya perlahan terangkat hampir saja membuka cadar itu, namun si gadis jelita lebih dulu membuat tangan laki laki itu terkilir ke belakang, dan Erlangga meringis. "Apa setiap kali aku penasaran kamu akan melakukan ini?" keluh nya. "padahalkan aku baru saja sembuh. Bosmu telah membuatku seperti ini. Apa kamu tega biarin aku seperti ini terus?" tambahnya. Si gadis melepaskan tangannya dan m