Kembali Berdebat.

1504 Kata

Erlangga POV. "Ada yang bisa aku bantu?" Aku duduk di sampingnya. Dia sedang menatap ke arah sisi gunung yang berada di belakang istana ini. "Aku tahu kamu sedang kesal pada teman mu. Apa aku bisa menghiburmu?" dia melirik padaku dan tersenyum. Senyuman yang begitu manis dan indah. Aku sangat menyukai jenis senyuman ini, karena cukup membuatku bahagia dan berdebar. "Kami sudah seperti saudara. Kami besar dan saling berbagi di Black Eagle. Aku menganggap Yasa sudah seperti kakaku sendiri. Dan aku sangat tidak suka ada hal yang terjadi padanya. Aku akan selalu jadi orang pertama yang sedih, kalau sampai ia sedih. Tapi kali ini aku kesal karena ia sungguh jahat sekali. Ia bahkan enggak mau mengakui sesuatu hal yang sudah terlihat di depan mata. Aku enggak tahu harus bagaimana. Tapi aku t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN