10

1803 Kata
"Tidak perlu berlarut dalam pemikiran yang tidak masuk akal, karena nyatanya itu hanya sebuah pemikiran." *** Gya dan yang lainnya sudah berkumpul di ruang meeting. Semua orang telihat sangat fokus termasuk sosok lain yang baru saja Gya lihat tapi tidak asing wajahnya. Gya akan bertanya setelah meeting ini selesai pasti Bella akan menceritakan semuanya. "Ada baiknya pembangunan pabrik ini harus mempertimbangkan resiko di sekitar. Misalnya kesehatan masyarakat kalau kita bangun pabrik di sana bagaimana? Lalu pembuangan sampahnya seperti apa? Mengganggu ekosistem lingkungan tidak? Ini kan sebenarnya simple tapi terkadang menjadi hal yang disepelekan orang lain. Alangkah baiknya coba di pikirkan semua itu secara menyeluruh, jangan sampai suatu saat kita dituntut masalah tersebut." kapan Gya tidak salut dengan Bella? Sepertinya tidak pernah. Karena Gya selalu salut dengan Bella. Terlahir menjadi cucu paling kaya dan banyak dikenal orang tidak membuat Bella merasa dirinya di puncak. Jika kalian penasaran saksikan saja program kemanusiaan yang ada di televisi, pasti ada wajah Bella setiap harinya. "Benar. Lingkungan. Kita harus menjalankan program berkelanjutan. Hal apa yang harus kita angkat sebagai program kemanusiaan yang wajib ada di sini," kata perempuan yang duduk di sebelah Bella dengan nama Aurelia. "Kalau menurut saya mudah sekali, apalagi kan Nyonya Ariana dan suami sudah punya beberapa butik. Sekarang hanya mau menjalankan usaha pakaian yang di cetak massal. Sampah apa yang akan dikeluarkan pastinya sudah tahu dampaknya seperti apa. Lebih baik jika di mulai dari sana. Setelah itu telaah lebih lanjut sampah yang lainnya." penjelasan Gya membuat mereka semua mengangguk. "Benar yang kalian semua sampaikan. Aku sudah memikirkan hal tersebut sejak lama. Aku rasa masalah itu bisa kita atasi dengan pembuangan sampah yang tepat. Cara di bakar itu efektif dan kita tetap buang penampungan sampah tersebut. Kalau bisa sampah yang tadi di olah kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat menurutku itu termasuk ke dalam program berkelanjutan. Seperti yang dikatakan sebelumnya. Konsep corporate social responsibility itu kan tanggung jawab semua aspek dalam perusahaan dengan melihat dampak lingkungan yang akan ditimbulkan, right? Nah alangkah baiknya jika memang ada tempat khusus untuk membuang limbah cair atau limbah padat. Dengan begitu masyarakat sekitar tidak akan terganggu. Aku si menyarankan pembangunan pabrik ini jauh dari lokasi tempat tinggal masyarakat pada umumnya." penjelasan Ariana membuat semua orang di sana terdiam. Program kerja sama perusahaan Aldebaran Group dengan tamu yang hadir saat ini masuk ke dalam program Nusantara. Sebab pembangunan usaha tersebut berada di negara Indonesia. Semua perusahaan milik mereka yang ada di Indonesia akan menjadi penyokong dalam perusahaan ini. Gya pikir awalnya program Nusantara yang baru-baru dia ketahui ini hanyalah program Samuel bersama Alden dan Alberto ternyata tidak. Lihat saja situasi saat ini. "Berarti semua sepakat ya? Kalau begitu di meeting selanjutnya kalian harus membawakan program kemanusiaan seperti apa yang seharusnya di jalankan perusahaan nantinya. Lepas itu nama brand akan kita bicarakan setelah permasalahan lahan dan bangunannya selesai. Bagaimana?" tanya Samuel kepada tamu undangannya. Ia mau mengakhiri meeting ini dengan cepat karena baru saja dia mendapatkan kabar jika ayahnya tengah mendalami kasus tiga tahun lalu terutama di Rose Club. Tempat yang menjadi awal mulanya permusuhan Samuel dengan Grady di mulai. "Baiklah. Mohon jadwalkan kembali tanggal meeting selanjutnya." jawaban Aurelia membuat Samuel menganggukkan kepalanya. "Tenang saja, Aurelia. Kita tidak akan dadakan. Nanti Gya yang akan menginformasikan kepada kalian semua." Hansuke menatap Aurelia dengan tatapan yang sulit di artikan. Sebagai sepupu Hansuke, Samuel tahu pasti sepupunya tertarik dengan Aurelia. Sayangnya saja perempuan beranak dua itu tidak berminat menjalin hubungan dengan siapa pun. Tapi, bisa saja kan kalau takdir berpihak pada sepupunya yang jomblo ini? Bagaimana jika Samuel mendekatkan mereka. "Ouh ya, Aurelia nanti ada yang mau aku bicarakan padamu masalah itu." Aurelia yang sempat bingung langsung menganggukkan kepalanya. "Jangan sentuh Aurelia atau kamu habis ditanganku," kata Bella pada Samuel yang dibalas dengusan lelaki itu. "Cihh aku juga sudah punya orang lain yang aku cintai kali! Tenang saja, aku akan mengantarkan dia dengan selamat ke Mansion kalian. Dan Alden ada yang mau aku bicarakan padamu." Gya menatap satu persatu tamu meeting hari ini berpamitan dengan Samuel, menyisakan Alberto, Bella, Alden dan perempuan bernama Aurelia. "Aku pikir kamu ingat Aurelia, Gya. Sepertinya tidak? Dia itu yang datang di acara ulang tahunku yang ke-16." Gya menatap Bella dengan seksama. Sedangkan Samuel dan lelaki lainnya yang ada di sana saling bercengkrama lewat batin mereka, pasalnya keempat lelaki tersebut hanya diam saling tatap satu sama lain sambil memperhatikan ketiga perempuan yang sedang berbincang. "Ouhh Aurelia yang itu! Kamu terlihat sangat berbeda." Bella dan Aurelia saling pandang satu sama lain. Sepertinya Gya tidak pernah membaca koran atau menyaksikan televisi. Sebab kasus pernikahan dan kehidupan Aurelia ramai di perbincangan di mana saja. Tapi kenapa sahabat Bella satu ini tidak mengenal Aurelia? Aurelia itu sudah terkenal oleh orang-orang sebagai perempuan kuat yang hidupnya dipermainkan oleh takdir. Jatuh dan bangun kehidupannya saja sampai di jadikan novel. Entah kenapa Bella dan Aurelia merasa Gyaseperti menghindari sesuatu yang melibatkan media. "Gya, kamu tidak pernah menyaksikan televisi atau baca berita gitu?" tanya Bella penasaran. "Nope. Tidak tertarik saja. Ada apa memangnya?" Jawaban Gya membuat Bella dan Aurelia menganggukkan kepalanya kompak sedangkan keempat pria lainnya menatap Gya bingung. Sebab, perempuan bukannya sangat menyukai gosip? Tapi kenapa Gya menghindari semua itu? Seperti bukan perempuan pada umumnya saja. "Kasus saya sangat ramai di perbincangkan bahkan sampai detik ini." bukan Bella yang menjawab melainkan Aurelia sendiri. Aurelia tentu saja mengingat Gya, perempuan yang berkuliah di korea bersama dengan sahabat mereka bernama Aluna. Aurelia tahu tiga tahun lalu adalah hari yang sangat berat bagi Gya. Sebab saat kejadian itu bukan hanya Gya yang sedang berjuang tapi juga dirinya. Mereka semua sama-sama berjuang bangkit dari masa lalu. "Aku tidak tertarik gosip. Kadang media terlalu melebih-lebihkan bahasanya." Bella dan Aurelia menganggukkan kepalanya. Sampai suara Samuel mengintrupsi pembicaraan mereka. "Rose Club. Aku mau cctv tiga tahun lalu." Samuel meminta Alden yang diam saja menatap dirinya. Samuel sengaja mengungkit masalah ini karena penasaran dengan reaksi Gya. Yang mana menurut penglihatan Samuel, Gya terlihat bingung. "Lakukan saja anak buahku dan AOI akan bekerja sama." Samuel tersenyum sedangkan Gya penasaran maksudnya kejadian tiga tahun lalu apakah mengenai masalah kakaknya dan istri kakaknya? Kalau pun iya untuk apa Samuel melakukannya? Untuk membantu kakaknya membersihkan namanya atau bagaimana? Karena percuma saja melakukan semua itu karena kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. "Itu saja kan?" tanya Alden lagi. "Tentu saja tidak. Malam ini kita sendiri yang akan ke sana!" Alden mendengus. "Aku mau bertugas ke luar negeri sebulanan. Jadi bagus sekali ya anda memanfaatkan saya sebelum berangkat, anda tidak tahu saya mau menghabiskan waktu bersama istri tercinta!" kata Alden sarkas. "Tentu saja tahu. Tapi kan setiap saat juga kamu selalu bermesraan apakah kurang? Sudah lah membantu sahabat kamu juga tidak ada ruginya. Aku mau kamu bantu aku malam ini, Bella pasti setuju. Benar kan, Bel?" tanya Samuel pada Bella, sedangkan Hansuke yang sejak tadi diam saja tidak lepas pandangannya dari Aurelia. "Heem. Aku juga ada bisnis dengan Aurelia. Bawa saja dia." Alden mendengus sedangkan Samuel dan Alberto sudah terbahak di tempatnya. Bella memang selalu bisa membuat Alden nelangsa. "Baiklah kalau begitu. Aurelia kamu mau bahas di ruanganku atau di sini?" tanya Samuel. "Mereka semua tahu masalahku. Di sini saja. Sam. bisakah aku minta teh hangat?" "Tentu saja nona manis," jawab Hansuke dengan semangat 45 bahkan lelaki itu sudah menghilang dibalik pintu membuat semua orang menatapnya heran termasuk Aurelia. “Memang ya, Aurelia janda menggoda.” ledekan Alberto membuat Aurelia mendengus. Tapi dia tidak mau meresponnya toh mereka kan selama ini memang suka bercanda. “Jadi, kamu yakin akan mengembalikan saham Wijaya atas nama kamu?” pertanyaan Samuel membuat Gya menoleh pada keduanya. Wijaya Group seingat Gya adalah perusahaan besar di Indonesia, hanya saja sekarang perusahaan itu terkalahkan dengan perusahaan baru. Yang lebih heran lagi pemilik dari Wijaya Group katanya sudah melepaskan nama Wijaya setelah insiden dua tahun lalu. Entah insiden apa, Gya tidak mengikuti alurnya. Yang pasti kepemilikan Wijaya Group mayoritas dimiliki pihak luar. Hansuke yang masuk dengan nampan di tangannya yang berisi minuman bersama OB kantor Samuel, penasaran dengan pertanyaan sepupunya. Bukannya Wijaya memang sudah mereka ambil alih? Lalu maksudnya mengembalikan saham itu apa? Samuel tidak pernah menceritakan apa pun mengenai Wijaya Group. “Yakin. Aku rasa aku tidak mau ada hubungan lagi dengan nama itu.“ jawab Aurelia yakin. “Bagaimana kalau aku membelinya saja?” Hansuke yang bersuara membuat Aurelia menoleh padanya. Aurelia penasaran kenapa ada orang yang mau membeli saham miliknya di Wijaya Group, di saat kondisi Wijaya Group sudah goyah. “Alasan apa yang membuat aku harus menjual padamu? Di saat aku mau melepaskan saham itu secara cuma-cuma?” tanya Aurelia. Jujur alasannya bukan karena goyahnya perusahaan tersebut, melainkan Aurelia menghindari hal-hal yang berhubungan dengan mantan suaminya. “Emmmm… mungkin saja bisa aku ubah kepemilikan? Lagi pula Wijaya sudah kalah dengan perusahaan lain. Ada baiknya diambil oleh perusahaan yang lebih mapan untuk memperbaiki kinerja perusahaan dan membuang kebiasaan lama Wijaya Group. Bagaimana?” tanya Hansuke menawarkan pada Aurelia dan berharap perempuan itu mau menjual untuknya. “Jika kamu mau membelinya silakan. Uang itu tidak akan aku terima sepersen pun. Kembalikan saja pada keturunannya. Persis seperti yang aku lakukan di masa lalu.” Samuel bisa melihat kebencian besar yang Aurelia tunjukkan saat ini, bahkan Bella mengode dirinya untuk tidak membahas hal ini lebih lanjut lagi. Tapi sayang orang lain malah membahasnya. Bukan Hansuke yang membahas kembali melainkan Gya. “Bukankah sayang kalau diberikan kepada orang lain? Apalagi milik kamu.” pertanyaan Gya memang wajar karena kondisi keluarga Gya yang goyah dan di topang oleh nama keluarganya membuat perempuan itu menyadari arti rasa syukur. Mungkin karena alasan itu Gya bertanya saat ini. “Tidak ada kata sayang jika alasan aku mendapatkan semua itu mempertaruhkan nyawa orang tersayangku. Aku rasa cukup saja pembahasan kali ini. Aku kembali lebih dulu?” tanya Aurelia pada Bella. “Ouh! Sam kita pergi ya. Atur seperti biasa kakakku lakukan saja. Dan Gya, kamu harus cari tahu apa yang terjadi di sini karena itu akan menjawab rasa heran kamu. Pamit ya!” Alden melihat istrinya pergi ikut beranjak tanpa berpamitan dengan Samuel dan yang lainnya. Memang tipikal Alden sekali. “Aurelia bukannya sudah bercerai dengan Ardi Wijaya ya?” tanya Alberto membuat Hansuke dan Gya tersentak di tempatnya. Keduanya sekarang tahu kenapa Aurelia bertindak gila seperti ini. “Bercerai sudah. Tapi Ardi tinggal di rumah yang Aurelia tempati bersama si kembar alasannya karena tidak mau lepas tanggung jawab. Padahal kenyataannya Aurelia sangat benci itu dan karena alasan itu lah media terus membahasnya.” Samuel tahu karena dia bekerja sama dengan Marcelle dan yang lain untuk membantu Aurelia lepas dari Ardi. “Kenapa dia tidak cari tempat lain?” tanya Gya penasaran. “Tidak ada tempat bagi korban seperti Aurelia.”semua orang di sana terdiam dengan jawaban Samuel. Karena apa yang Aurelia dapatkan lebih kejam dibandingkan permasalahan Samuel. Samuel yakin sepupunya akan mengerti, Aurelia bukanlah perempuan yang bisa dia dekati dengan mudah. ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN