“Cinta tumbuh dengan keadaan yang tidak pernah terduga.”
****
Sejak insiden di kediaman Sangster. Hubungan Gya dan Samuel semakin dekat. Keduanya sering kali terlihat bersama di luar jam kantor. Hansuke yang melihat perubahan sepupunya sangat bangga dengan pesona Gya! Setidaknya bocah satu itu bisa menaklukak kembali Samuel.
Meski di masa lalu Andin pernah mengisi hati sepupunya, Hansuke juga tahu sisi hati lain Samuel ada nama Gya. Hansuke pernah diceritakan Alden mengenai Samuel yang jatuh cinta dengan Gya saat acara ulang tahun istri Alden yang ke-16. Awalnya Hansuke pikir hanya rasa suka biasa tapi ternyata lebih dari itu.
Beberapa anak buah keluarganya dikirimkan ke Korea Selatan demi menjaga Gya. Sampai akhirnya kedatangan Andin mengubah segalanya. Samuel yang dituntut untuk segera mencari pasangan akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Andin—perempuan yang dulu adalah sekretaris sepupunya. Karena terbiasa bersama benih-benih cinta itu muncul dengan sendirinya. Hansuke memang tidak ada di sisi Samuel ketika lelaki itu sibuk di spanyol dan bertemu perempuan bernama Andin. Tapi, Hansuke yang sibuk di Jepang, tidak pernah melewatkan informasi mengenai sepupunya itu.
Sampai kejadian itu tiba. Hari pernikahan yang akan mereka rencanakan gagal total. Beruntungnya sepupu Hansuke ini belum menyebarkan undangan, baru rencana pernikahan saja. Jika sudah sampai tersebar undangan, Hansuke yakin ke mana perempuan itu bersembunyi akan dia cari dan akan dia beri perhitungan. Beruntungnya, Gya datang lagi! Jadi sepupu gilanya itu tidak jadi merencanakan niat gilanya mencari Andin dan Grady. Dia malah berniat mendekati Gya. Ya walau pun alasannya karena dendam. Hansuke yakin sepupunya masih memendam perasaan cinta itu pada Gya. Buktinya saja setiap melihat dirinya mendekati Gya, Samuel ngamuk. Itu artinya Samuel sudah jatuh cinta bukan?
“Hansuke kamu gila?” tanya Gya yang melihat sepupu atasannya tersenyum sendiri. Gya rasa Hansuke memang perlu masuk ke rumah sakit jiwa, setiap kali datang berkunjung ke sini, manusia itu selalu menebar senyum. Mending dapat kekasih, yang ada kena semprot Gya selalu. Seperti sekarang ini.
“Belum.” jawab Hansuke.
Iya, Hansuke belum gila. Tapi yang gila itu Samuel! Lelaki itu sengaja stay di Berlin saat tahu jika Gya mendapat pekerjaan di kantor mereka yang ada di sini. Karena kedatangan Gya, semua rencana bisnis Samuel di luar diserahkan pada tangan kanannya. Hal itu membuat Hansuke bertepuk tangan pada Gya, karena perempuan itu bisa membuat Samuel beranjak dari singgasananya menuju tempat asing yang belum pernah di jajaki.
Mafia keluarganya tidak berkuasa di sini, karena ini wilayah kekuasaan Jhonson. Mereka tidak mungkin membawa seluruh pasukan mereka ke sini, yang ada nanti Alden mendepak mereka semua! Alhasil, mereka hanya bawa orang kepercayaan saja ke sini. Masalah keamanan mereka meminta AOI dan anak buah Alden melakukannya.
“Kalau kamu ketawa sendirian lebih baik jangan dihadapanku! Seram tahu!” seru Gya membuat Hansuke yang gemas ingin mencubit pipinya namun terhalang sepupunya yang muncul tanpa di undang.
“Tangan kamu banyak kuman! Nanti Gya malah sakit lagi. Sana pergi jauh-jauh!” usir Samuel membuat Hansuke mendengus tanpa beranjak dari tempatnya. Sedangkan Samuel membersihkan tangan Gya dengan hand sanitizer yang ada di mejanya membuat Hansuke menggelengkan kepalanya akibat kegilaan sepupunya.
“Alah situ siapa?! Bukan siapa-siapa sok melarang orang lain.” balas Hansuke mengejek sepupunya yang kini melotot ke arahnya.
“Aduh, bisa tidak kalian berdua tidak bertengkar setiap hari? Aku pusing mendengar kalian selalu bertengkar.” suara Gya membuat Samuel dan Hansuke saling bertatapan satu sama lain. Sedangkan Gya sibuk merapikan beberapa dokumen yang akan mereka gunakan meeting hari ini.
Ya, rencananya meeting hari ini akan mendatangkan sahabat Samuel beserta keluarga besar Bella dan suaminya. Projek ini bernama Nusantara. Yang Gya tahu mengenai projek Nusantara ini adalah lokasinya. Lokasi projek ini rencananya akan di jalankan di Sumatera, Sulewesi dan Kalimantan. Ketiga daerah ini akan menjadi target awal dalam pembangunan projek kali ini.
“Sampaikan saja pada Hansuke jangan suka mancing,” kata Samuel membalas perkataan Gya yang sejak tadi sudah tidak peduli dengan dua manusia di dekatnya ini.
“Eh, Gya! Sampaikan pada bos kamu yang menyebalkan itu! Siapa yang mancing?! Yang ada tuh dia kurang kerjaan mampir ke tempat karyawannya terus. Cari perhatian apa cari jodoh.” sarkas Hansuke.
Gya memijat dahinya—pusing—melihat tingkah keduanya yang sangat kekanakan sekali. Keduanya juga tidak ada kesibukan lain apa ya, sampai-sampai selalu menongkrong di meja Gya setiap harinya. Gya kan jadi sulit berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Apalagi beberapa menit lagi mereka semua harus bersiap ke ruang meeting.
“Lebih baik kalian ke ruang meeting saja, lima menit lagi meeting di mulai dan mereka semua sudah berkumpul di sana.” omel Gya membuat keduanya beranjak dari tempatnya dan pergi ke ruangan meeting sesuai dengan apa yang dikatakannya.
“Syukurlah mereka pergi.” Gya melanjutkan pekerjaannya dengan suasana tenang yang dia inginkan. Sedangkan di tempat lain, seseorang tengah mencemasan suatu hal yang berhubungan dengan kejadian tiga tahun lalu. Siapa lagi jika bukan.. Andin!
Perempuan itu duduk dengan tenang saat seseorang yang selama ini dia hindari muncul dihadapannya dengan wajah dingin khasnya. Sosok yang sangat Andin hormati sejak dulu berada di depannya tanpa terduga. Beberapa waktu lalu anaknya yang mendatangi Andin, kini bapaknya. Sebenarnya mereka berdua mau apa darinya?
“Jelaskan kejadian tiga tahun lalu.” lelaki yang masih tampan di usianya yang kini menginjak 40 tahun membuat siapa saja akan menebak jika seorang Aldebaran baru saja menginjak usia 30 tahun. Memang wajahnya terlihat lebih muda, mungkin karena blesteran. Andin tidak peduli juga akan hal itu. Cuma masalahnya Andin tidak mau membahas perihal tiga tahun lalu sebelum dia menemukan bukti nyata jika praduganya selama ini benar adanya.
“Seperti yang sudah saya jelaskan kepada Samuel. Saya dijebak oleh perempuan bernama Sabrina yang meminta saya ke Club malam tersebut, saya juga sudah melakukan cek cctv namun hasilnya nihil. Untuk itulah saya tidak bisa menjelaskan lebih lanjut mengenai kejadian itu. Mohon maaf sekali tidak bisa menjawab pertanyaan Tuan Aldebaran.”
Andin sangat beruntung hari ini anaknya di bawa pergi oleh Grady berjalan-jalan di taman. Lelaki satu itu memang tidak masuk kantor karena sedang mengumpulkan bukti-bukti yang mereka cari. Setidaknua Andin tidak mau menunjukkan anaknya pada orang lain. Cukup Gya, Grady dan Sabrina saja yang mengetahui wajahnya. Andij takut memperlihatkan anaknya malah akan jadi bumerang bagi semua orang di saat belum adanya titik terang akan kejadian di masa lampau.
“Kamu bukan tidak bisa menjawab. Tapi kamu sengaja bukan? Saya bukan Samuel yang mudah kalian bohongi. Jika memang kamu bersikukuh menyembunyikan semua yang kamu ketahui, maka jangan salahkan saya jika saya memulai investigasi secara menyeluruh. Kamu tahukan? Anak buah saya jika digabungkan dengan tim AOI akan mudah menemukan jejak bukti. Jadi, selagi saya baik hati, jelaskan! Atau hal buruk bisa saja terjadi padamu. Saya tidak suka perempuan pengkhianat seperti kamu.” suara Aldebaran terdengar dingin di telinga Andin, tapi cukup menarik debaran jantung Andin sejak kedatangannya. Manik matanya dan suaranya mengingatkan Andin pada orang asing yang ada di kepalanya.
“Bagaimana saya menjelaskan situasi tersebut jika pada hari itu saya tidak ingat apa pun,” balas Andin dengan wajah seriusnya. Andin juga mau masalahnya selesai dengan cepat. Hanya saja, Andin tidak punya kenalan orang untuk membantunya lebih cepat.
“Saya rasa waktu saya terbuang sia-sia di sini. Terima kasih telah menjawab apa yang saya tanyakan. Permisi.” Andin mengantarkan Aldebaran ke luar rumah. Tepat saat Aldebaran meninggalkan kediamannya, Grady muncul bersama anaknya dengan raut kebahagiaan di wajah keduanya.
“Kamu kenapa di sini?” tanya Grady memindahkan anak Andin yang tadi digendongannya.
“Aldebaran tadi ke sini.” jawaban Andin membuat Grady menoleh menuntut penjelasan lebih lanjut.
“Dia pokoknya mempertanyakan masalah tiga tahun lalu,” Andin yang sudah malas membahas masalah ini merengut sebal. Tapi kenapa dia tidak asing dengan suara Aldebaran. Padahal saat Andin menjadi calon menantunya dulu, Aldebaran tidak pernah menunjukkan dirinya. Andin selalu dipertemukan dengan Hansuke sebagai perwakilan keluarga Samuel. Dan kedatangan Aldebaran sebenarnya kedatangan yang tidak terduga bagi Andin. Untuk apa lelaki itu mengurus masalah sepele yang anaknya sendiri bisa menangani, kecuali memang dia curiga atas suatu hal.
“Sepertinya lelaki tua itu tahu sesuatu makanya dia datang ke sini memastikan.” Andin hanya diam menatap Grady yang kini tersenyum ke arahnya untuk menenangkan pergelutan batinnya.
“Mari kita lupakan masalah ini sejenak.”
Tanpa keduanya sadari, Aldebaran menatap mereka dengan pandangan yang sulit di artikan. Apalagi saat melihat anak yang ada dalam gendongan Grady. Anak yang pastinya menjadi korban dari kecelakaan tiga tahun lalu. Anak yang bisa saja menjadi alasan Andin membatalkan pernikahannya dengan anak laki-lakinya.
“Cari tahu kejadian tiga tahun lalu di Rose Club. Suruh anak buah yang lain turun tangan. Aku akan meminta izin Alden untuk membawa mereka semua. Ah, sekalian minta bantuan AOI. Akan aku bayar berapa pun asal dia bisa menemukan bukti kejadian sialan itu.”
“Baik Bos!”
Ya. Mulai sekarang, Aldebaran tidak akan duduk diam saja. Dia akan mencari segala bukti yang bisa dia temukan demi membongkar teka-teki ini. Kalau perlu Aldebaran akan menyeret perempuan bernama Sabrina. Lihat saja, Aldebaran akan menghukum orang yang berani menyakiti anak lelakinya!
***