“Sedang apa kamu di sini sendirian? Nanti ada yang culik, lho!” katanya bercanda.
Emi cepat menarik senyuman meski terasa kaku.
“Eh, ya …. Aku menunggu jemputanku!” jawabnya.
Christian melihat ke arah jajaran mobil yang tampaknya tidak ada seorangpun yang menandakan siapapun itu yang mengenal Emi.
“Hm, tampaknya antriannya panjang. Boleh kalau aku yang antar kamu pulang?” katanya menawarkan diri.
Mata Emi membola dengan indahnya. “Ya? Eh, aku ….“
“Dia pulang bersamaku!”
Emi dan Christian menoleh bersamaan ke arah samping, keduanya sama-sama tertegun ketika melihat seorang laki-laki tampan muncul dengan jas hitam menghampiri mereka. Emi mengernyit karena merasa tidak mengenali laki-laki tampan itu.
“Anda siapa?” tanya Christian, penasaran dengan lelaki muda itu.
“Saya Rama, sopir N
