“Mas ….“ Arron membelai wajah Emi dengan penuh sayang, menatap kagum kecantikan dan kepolosan istrinya itu. “Aku nggak mau Rama tidak fokus mengemudi, kita lanjutkan di rumah saja!” katanya sambil mencium tangan Emi. Emi terkekeh sambil tersipu malu karenanya, dia menurut mengikuti tarikan Arron yang membantunya untuk bangun. “Kenapa kamu tadi nggak muncul saja, Mas?” tanya Emi, sedikit merasa tidak enak hati karena suaminya malah terkesan sembunyi-sembunyi seperti ini. Arron mengerti dengan apa yang dipikirkan Emi, dia pun lalu meminta Emi untuk merapat padanya. Wanita itu pun bergeser dan merebahkan kepala di bahu Arron. “Bukannya aku tidak mau mendampingimu, Emily. Tapi di awal karirmu ini, aku ingin menunjukkan pada semua orang jika kamu bisa bangkit dengan bakat sempurna yang