*** “Ruangannya sudah siap,” lapor Justin dengan suara berat. Oscar mengangguk sekali. Tatapannya bergeser, menyapu sejenak ke arah Edgar. “Semuanya sudah dikosongkan?” tanyanya, memastikan dengan nada datar namun tegas. “Sudah. Tidak ada siapa pun di dalam,” jawab Edgar mantap. Oscar menoleh pada Beverlyn yang berdiri di sampingnya agak gugup. Jemari perempuan itu masih erat menggenggam tangannya, bahkan terasa sedikit mencengkeram— seolah-olah ada rasa takut yang tak mampu ia sembunyikan. Oscar menyadari hal itu. Ia menunduk sedikit, menatap lurus ke mata calon istrinya. “It’s okay. Jangan cemaskan apapun,” ucapnya pelan, suaranya dalam dan meyakinkan. Beverlyn mengangguk pelan, meski jelas terlihat kegugupan di wajahnya. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri, lalu men