Ethan memberi segelas teh hangat pada Alya. “Makasih,” ucap Alya datar. “Mau sambil makan dessert?” Ethan menawarkan sebelum duduk di hadapan Alya. “Boleh deh.” Ethan mengeluarkan red velvet cookies dari toples, meletakkannya di piring dan menyodorkannya pada Alya. “Aku sendiri yang bikin.” Kini Alya membelalak. “Oh ya? Kamu juga bisa baking, Kak?” Ethan tersenyum. “Yang gampang-gampang aja. Karena aku kesepian dan nggak mau tiba-tiba telepon kamu, jadi aku menyibukkan diri di dapur,” ucapnya dengan nada sedih. Perasaan bersalah merayapi hati Alya. Ia menggenggam gelas tehnya lebih erat. Mereka duduk berhadapan di dapur sekarang. Tidak ada Ethan yang suka jahil, pun tidak ada Alya yang memutar bola mata kesal setiap Ethan menjahilinya. Yang ada hanya kecanggungan di langit-langit.