“Cowok yang ngalah!” Valen berseru sengit. “Gue kan tamu di sini.”
“Sejak kapan status istri jadi tamu di rumah suami?” Nathan berkacak pinggang.
“Jangan sebut-sebut lo suami gue!” Valen melotot galak, telinganya memerah. “Kalau bukan karena papa sama mama, gue udah ngajuin cerai sekarang!”
Nathan tak mendengarkan kalimat Valen, ia malah tiduran di atas kasur. “Gue udah milih kamar ini duluan, jadi lo yang ngalah,” katanya acuh tak acuh.
Valen mengepalkan kedua tangan erat-erat, dadanya bergemuruh karena amarah. “Gue baru ketemu cowok super egois ya lo ini! Dasar nggak peka!”
Nathan masih berbaring di atas kasur, menyedekapkan tangan di depan d**a. “Coba kasih gue alasan valid kenapa gue harus ngalah sama lo selain karena gue cowok,” katanya santai.
“Ya karena ….” Valen mendadak keha
