“Sampai kapan nggak ada yang mau jujur?” Nathan sudah kehabisan kesabaran, kalimatnya tajam memecah atmosfer hangat di ruangan itu.
Seketika, semua orang terdiam. Menatapnya bingung.
“Apa maksudmu, Nak?” Nenek Clara yang bertanya lebih dulu, kerutan di keningnya tampak semakin kentara.
“Saya nggak mau bertele-tele. Saya ke sini diminta untuk meluruskan kesalahpahaman. Saya dan Clara tidak men—”
“Hah? Kamu bicara apa sih, Sayang?” Tiba-tiba Clara memotong, merapatkan tubuhnya ke sisi Nathan.
Pria itu mengernyit, lantas tertawa sinis saat ia menyadari sesuatu. Dalam satu hentakan kasar, ia mendorong Clara menjauh.
“Jadi ini permainan lo? Lo yang batalin pernikahan, tapi sekarang lo ngejebak gue buat dipamerin ke keluarga lo kalau gue ini suami lo?” tuduh Nathan telak.
Semua orang di r
