"Nona, Sifa!" Aku yang sedang menikmati makananku mendongak, terkejut mendapati kehadiran Theo yang sudah berdiri di hadapanku. Yuli, sahabatku itu sudah menganga mulutnya mendapati Theo menghampiriku. "Theo," cicitku. Lelaki tampan berkulit putih dan bermata sipit yang merupakan asisten pribadi Ben itu menatapku dengan senyuman. Lalu, mengulurkan sebuah kotak makanan. "Apa ini?" tanyaku. "Untuk Anda, Nona. Kalau begitu saya permisi dulu." Theo pamit meninggalkanku. "Theo!" "Ya, Nona." "Terima kasih." "Sama-sama, Nona." Aku fokus pada kotak makanan yang tadi Theo berikan. Sampai-sampai aku mengabaikan keberadaan Yuli yang sedang menatapku tajam dan penuh keingintahuan. "Si!" Aku mendongak mengalihkan perhatian dari kotak makanan pada Yuli, sahabatku. "Itu tadi siapa