Chapter2: Kegelisahan sang Istri
Pria kelahiran 34 tahun lalu itu menghirup udara segar begitu masuk ke dalam mobil. Aroma tubuh Rebecca mengingatkan pada pergulatan mereka sampai membuat Rama menegang, hanya saja selalu saja ada gangguan contohnya telpon dari kakek.
“Iya, kakek? Rama usahain kesana besok pagi ya.”
“Sekarang aja gak bisa?”
Sejak Rama menghela napas dalam, Rebecca jadi berfikir seberapa bau miliknya sampai Rama menghela napas berat seperti itu. Menunduk tidak percaya diri denga jemari yang bertaut. Namun saat melihat milik Rama yang berdiri, mata Rebecca langsung melotot. “Mas ini tegang?”
“Sebentar, Sayang. Kakek lagi ngobrol dulu.”
“Ohh… iya….”
“Kita ke rumah kakek dulu ya.” Sambil masih menelpon ketika melajukan mobil. Gunung Rama bergerak ketika ada polisi tidur.
