Aku memang mencintainya, tapi, setelah dia memberi perhatian penuh pada sahabatku, dan mengabaikan tanggungjawab nya terhadapku, aku jadi merasa diperlakukan layaknya seorang pelakor, harus mengalah pada sahabatku yang selalu di prioritaskan oleh suamiku.
Sakit rasanya saat aku mengalami kecelakaan dengan sahabatku, justru sahabatku lah yang malah mendapat pertolongan dari suamiku, bukan aku dan anaknya yang diselamatkan. Karena aku merasa keberadaan ku dan anakku sudah tidak berarti lagi bagi dia, aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit, dan meminta dokter untuk melakukan aborsi.
Saat aku berada di rumah sakit, aku mendengar kabar kalau suamiku datang untuk mencegah aksiku yang meminta dokter untuk melakukan aborsi.
Apakah aku berhasil aborsi setelah kedatangan suamiku? Atau malah suamiku yang terlambat datang karena dia datang setelah aku melakukan aborsi?